Selamat jalan Taufiq Kiemas

 Senin, 10 Juni 2013 11:18 WIB


Cara warga Solo berbela sungkawa atas kematian Taufiq Kiemas

Politisi senior PDIP Taufiq Kiemas menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit Singapura. Penyakit komplikasi membuat denyut jantungnya tidak berdetak lagi.

“Beliau sempat stabil, jam 17.00 beliau sadar, 19.00 waktu Singapura beliau meninggalkan kita," kata Sekretaris Jendral DPP PDIP Tjahjo Kumolo di Jakarta, Sabtu (8/6/2013) malam.

Atas kepergian Taufiq Kiemas, Tjahjo mewakili keluarga meminta kepada seluruh masyarakat untuk membukakan pintu maaf sebesar-besarnya kepada almarhum. "Kami atas nama keluarga dan partai meminta dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya," ujar Tjahjo.

Menurut Tjahjo, jenazah telah disemayamkan di KBRI Singapura dan diterbangkan ke Bandara Halim Perdana Kusuma pada 9 Juni 2013 dan setelah diiringi upacara kenegaraan baru dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.


Mekanisme Penggantian Taufiq Kiemas

Ketua DPD RI, Irman Guzman menyatakan calon penganti Ketua MPR, almarhum Taufiq Kiemas akan diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme yang ada.

"Calon pengganti, kita akan serahkan kepada mekanisme tata tertib," ujar Irman di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar 27 A, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2013) dini hari.

"Saya belum masuk kantor apakah nanti tetap diwakili Fraksi PDI Perjuangan, tapi Ketua MPR-nya bagaimana belum terpikir. Belum ada nama-nama juga," tuturnya.

Ditambahkannya, dirinya tidak dapat memastikan kapan Ketua MPR pengganti almarhum Taufiq Kiemas dapat dipilih.

"Mungkin sebelum kita lihat, kan nanti dibicarakan. Besok mekanismenya MPR bisa dipelajari kita kepada itu. Karena meninggalnya (hari) Sabtu-Minggu, kita akan mencari yang terbaik sepanjang konsisten," tandasnya.

Kiemas, pelengkap kekurangan Megawati

Keberadaan almarhum Taufiq Kiemas semasa hidupnya, dipercaya sebagai lidah penghubung antara PDIP sebagai partai oposisi dengan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Keberadaan Taufiq selama ini berfungsi menjadi pelengkap dari Megawati, sehingga kini seperti ada yang hilang dari pondasi yang selama ini telah terbangun.

"Saya kira  memang PDIP dan bangsa Indonesia kehilangan tokoh, politisi senior dan negarawan yang menjadi jangkar beragam kekuatan berbeda-beda," ujar analis politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Gun Gun Heryanto kepada Okezone, Minggu (9/6/2013) malam.

Menurutnya, Taufiq Kiemas selalu mengembangkan pola komunikasi politik yang sirkular dan bukan linear. Taufiq dinilai tidak kaku, namun senantiasa membuka zone of possible agreement dengan banyak pihak termasuk lawan politik PDIP dan dirinya sendiri.

"TK bagi PDIP sendiri memiliki posisi unik, karena sebagai keluarga inti Mega, yang juga ketua umum PDIP, TK memainkan peran sebagai pemberi kritik konstruktif dan melengkapi kekurangan Bu Mega," imbuh Gun Gun.

Hal tersebut kata dia, tercermin dari upaya memfasilitasi hubungan Mega-SBY. Sehingga, dengan tiadanya Taufiq Kiemas, tentu hal yang harus dikembangkan di PDIP adalah sosok-sosok yang juga bisa memainkan peran sebagai impartial leader yang kuat sehingga sistem organisasi akan sehat.

Selamat jalan Bpk. Taufiq Kiemas


Sumber : okezone.com
Editor : Anthony Timothy Susanto

0 komentar:

Posting Komentar