Indonesia harus agresif di AEC

Sabtu, 8 Juni 2013 12:08 WIB



Khusus untuk Indonesia, diperlukan sikap agresif menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) 2015. Sebab, pada komunitas inilah kesempatan untuk penciptaan pasar-pasar baru amat besar peluangnya. Kalau tidak, justru di komunitas ini Indonesia hanya akan menjadi pasar berbagai produk impor.

Modal lain yang juga dimiliki Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi 6 persen yang dijaga konsisten dalam tahun ke tahun. "Tantangan penetrasi pasar luar negeri ke Indonesia harus disikapi dengan memperkuat sektor usaha," demikian catatan yang disampaikan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).

Sementara itu, Hipmi, kepengurusan 2011-2014, mengatakan akan terus mengingatkan peluang dan hambatan bagi Indonesia saat pemberlakuan AEC 2015. Salah satunya adalah dengan menginisiasi dan mendorong lahirnya Peraturan Presiden (PP) tentang Peningkatan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Pengusaha Pemula. 

"Menurut rencana, topik mengenai PP ini akan menjadi agenda wajib Rapat Kerja Nasional XV Hipmi," kata Ketua Steering Committee (SC) Lutvy Arisandi. Rakernas sejatinya untuk evaluasi setengah masa bakti kepengurusan. "Dalam rakernas kami juga akan menentukan prioritas kerja setengah masa bakti selanjutnya," kata Lutvy.

Menurut Lutvy, acara yang diselenggarakan di Pontianak, Kalimantan Barat, itu dimulai pada 8 Juni 2013 sampai dengan 11 Juni 2013. Bakal hadir sekitar 600 peserta dari 33 provinsi di Indonesia. Pembukaan rakernas berlangsung di Istana Wakil Presiden hari ini oleh Wakil Presiden Boediono.


Sumber : kompas.com
Editor : Anthony Timothy Susanto

0 komentar:

Posting Komentar